Senin, 08 Oktober 2012

Siapa Bilang Wanita Khawatir dengan Ukuran Penis

Siapa Bilang Wanita Khawatir dengan Ukuran Penis Washington: Sejumlah pria begitu peduli dengan ukuran penis mereka saat ereksi karena takut tak memuaskan pasangannya. Padahal tak semua wanita menganggap ukuran penis berpengaruh terhadap kehidupan seksual mereka.

Masalah ukuran itu masuk dalam empat mitos yang berhubungan dengan alat vita pria. Berikut rinciannya seperti dilansir laman Mens Health, Senin (8/10)

1. Klaim: Ejakulasi setiap hari bisa merusak sperma
Menurut penelitian yang ditinjau dari jurnal Fertility and Sterility, ejakulasi setiap hari dapat merusak DNA sperma Anda. Tapi masturbasi setiap hari akan menurunkan jumlah seperma saat ejakulasi. Ini sebenarnya tidak harus Anda perhatikan kecuali kaum pria ingin istrinya hamil. Demikian disampaikan Ahli Urologi Larry Lipshultz.

2. Klaim: Rata-rata ukuran saat ereksi 8 inci (20 sentimeter)
Jangan khawatir, ukuran 8 inci itu jelas tidak menjadi standar, entah siapa yang memunculkan rumor itu. Menurut review 2007 yang diterbitkan Jurnal Urologi International panjang rata-rata penis itu 5,5-6,2 inci (14 cm-15,7cm). Namun ukuran sebenarnya tidak penting. Pria jauh lebih terobsesi dengan panjang dan ketebalan dibandingkan wanita. Faktanya, hanya 9 persen wanita yang membicarakan ukuran sangat penting untuk seks yang hebat. 67 Persen wanita mengatakan teknik dan sentuhan yang lambat yang paling penting untuk kepuasan seksual.

3. Klaim: Kencing duduk lebih baik bagi kandung kemih Anda
Anda mungkin pernah mendengar, pipis duduk lebih efisien mengosongkan kandung kemih Anda dibanding berdiri. Namun Lipshultz mengatakan banyak pria yang mengatakan sebaliknya. "Ketika Anda duduk, Anda sedang menciptakan sudut yang menyakitkan. Jadi berdiri sebenarnya jauh lebih efektif."

4. Klaim: air mani Anda rendah-karbohidrat
Banyak penelitian yang menyelidiki manfaat air mani. Namun mengatakan air mani rendah karbohidrat kurang tepat. "Air mani sebagian besar mengandung gula (fruktosa) dan enzim yang bukan rendah karbohidrat," kata Marc Goldstein, dari di Cornell University Weill Medical College.(MEL)
Liputan6.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan beri komentar yang membangun sopan dan baik, serta perhatikan Etika Berkunjung Disini terimakasih :)