Liputan6.com, Jakarta: Alunan ayat suci dan tangis
keluarga mengiringi kedatangan jenazah Alawy Yusianto Putra, Senin
(24/9)malam, di rumah duka di Jalan Mawar Blok E-10 Kompleks Ciledug
Indah Dua, Tangerang.
Di usianya yang baru 15 tahun, Alawy harus pergi, menjadi korban tawuran antara SMA 6 dan SMA 70 yang bertetangga di kawasanBulungan, Jakarta Selatan.
Kepergian Alawy memang tragis. Siswa kelas satu SMA 6 itu tewas setelah terluka akibat sabetan senjata tajam.
Pada Selasa (25/9) pagi, mendung duka belum juga beranjak dari rumah duka. Keluarga, terutama kedua orangtua korban, yangmasih tak kuasa menahan tangis.
Alawy yang dikenal sebagai anak cerdas dan aktif menjadi penabuh drum di salah satu band remaja itu telah pergi. Ia menjadikorban dari tradisi tawuran yang tak kunjung berakhir.
Liang di pemakaman umum Kampung Poncol, Plered, Tangerang sudah disiapkan. Di sinilah jasad Alawy akan dibaringkan, meninggalkan orang tercinta yang berharap tradisi tawuran itu segera hilang. (YUS)
Di usianya yang baru 15 tahun, Alawy harus pergi, menjadi korban tawuran antara SMA 6 dan SMA 70 yang bertetangga di kawasanBulungan, Jakarta Selatan.
Kepergian Alawy memang tragis. Siswa kelas satu SMA 6 itu tewas setelah terluka akibat sabetan senjata tajam.
Pada Selasa (25/9) pagi, mendung duka belum juga beranjak dari rumah duka. Keluarga, terutama kedua orangtua korban, yangmasih tak kuasa menahan tangis.
Alawy yang dikenal sebagai anak cerdas dan aktif menjadi penabuh drum di salah satu band remaja itu telah pergi. Ia menjadikorban dari tradisi tawuran yang tak kunjung berakhir.
Liang di pemakaman umum Kampung Poncol, Plered, Tangerang sudah disiapkan. Di sinilah jasad Alawy akan dibaringkan, meninggalkan orang tercinta yang berharap tradisi tawuran itu segera hilang. (YUS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan beri komentar yang membangun sopan dan baik, serta perhatikan Etika Berkunjung Disini terimakasih :)