Posted: 05/10/2012 18:48
Liputan6.com, Jakarta: Lembaga Kajian Publik Sabang-Merauke Circle (SMC) menyebutkan lima orang muda dalam kategori nasional layak digadang menjadi calon presiden pada Pilpres 2014. Mereka adalah Ketua Bidang Politik Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Puan Maharani, Ketua DPP Partai Golongan Karya yang juga Wakil Ketua MPR RI Hajriyanto Y Thohari, Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Mohammad Jumhur Hidayat, Wakil Ketua DPR RI Pramono Anung, serta Wakil Gubernur Jawa Timur yang pernah duduk dalam kabinet pemerintahan SBY-JK, Syaifullah Yusuf.
"Kelimanya memiliki kepantasan yang memadai baik pengalaman berkiprah, kadar intelektual, pengakuan publik di tingkat nasional, semangat nasionalisme, dan merupakan elemen muda yang berorientasi pada agenda pemberdayaan rakyat kecil," jelas Ketua Dewan Direktur SMC Syahganda Nainggolan di Jakarta, Jumat (5/10).
Di samping itu, Syahganda menuturkan, lima sosok bersentuhan dengan akar dukungan masyarakat maupun jaringan pergerakan kepemudaan di Tanah Air, termasuk dapat berkomunikasi dalam percaturan global untuk turut membangun kehormatan Indonesia di tataran internasional.
Selanjutnya, Syahganda mengharapkan figur-figur muda itu, dapat dipertimbangkan dalam mekanisme penjaringan kepemimpinan nasional oleh berbagai partai politik. Dengan demikian dapat melengkapi kekuatan para calon presiden yang sejauh ini mulai dimunculkan nama-namanya.
"Sebab, keniscayaan orang muda untuk tampil dalam bagian kepemimpinan bangsa memang sudah waktunya, agar berikutnya pada 2019 terjadi regenerasi kepada kaum muda secara penuh," ujarnya.
Syahganda berpendapat, jika elemen muda tak diikutsertakan dalam perjalanan kepemimpinan nasional, hal itu berakibat lahirnya pengurungan sejarah terhadap orang muda yang kini juga banyak diagendakan oleh bangsa-bangsa lain, di antaranya meliputi negara maju yang mengedepankan proses perkembangan demokrasi.
Lebih dari itu, keberadaan elemen muda potensial akan menjadi terbenam dalam kurun sejarah perjalanan bangsa ke depan, bila tak didorong untuk menjadi pemimpin, urainya.
Menurutnya, dengan berkiblat pada pengagendaan orang muda, kemajuan bangsa berikut langkah menumbuhkan kesejahteraan rakyat dapat dilakukan lebih sempurna sekaligus terakselerasi dalam kesatupaduan yang utuh.
Karena itu, upaya memuluskan alih generasi harus segera dimulai tanggungjawab elit parpol dan unsur kepemimpinan lain di Indonesia, dengan menghadirkan figur muda masuk sebagai pasangan capres yang akan berlaga di ajang Pilpres mendatang.
Ia juga menambahkan, penghadiran kaum muda dalam memperkuat aspek kepemimpinan bangsa, boleh jadi tidak harus terpaku berdasarkan jumlah yang telah disebutkan, mengingat lapisan muda cukup tersebar di basis kebangsaan lainnya.(AIS)
"Kelimanya memiliki kepantasan yang memadai baik pengalaman berkiprah, kadar intelektual, pengakuan publik di tingkat nasional, semangat nasionalisme, dan merupakan elemen muda yang berorientasi pada agenda pemberdayaan rakyat kecil," jelas Ketua Dewan Direktur SMC Syahganda Nainggolan di Jakarta, Jumat (5/10).
Di samping itu, Syahganda menuturkan, lima sosok bersentuhan dengan akar dukungan masyarakat maupun jaringan pergerakan kepemudaan di Tanah Air, termasuk dapat berkomunikasi dalam percaturan global untuk turut membangun kehormatan Indonesia di tataran internasional.
Selanjutnya, Syahganda mengharapkan figur-figur muda itu, dapat dipertimbangkan dalam mekanisme penjaringan kepemimpinan nasional oleh berbagai partai politik. Dengan demikian dapat melengkapi kekuatan para calon presiden yang sejauh ini mulai dimunculkan nama-namanya.
"Sebab, keniscayaan orang muda untuk tampil dalam bagian kepemimpinan bangsa memang sudah waktunya, agar berikutnya pada 2019 terjadi regenerasi kepada kaum muda secara penuh," ujarnya.
Syahganda berpendapat, jika elemen muda tak diikutsertakan dalam perjalanan kepemimpinan nasional, hal itu berakibat lahirnya pengurungan sejarah terhadap orang muda yang kini juga banyak diagendakan oleh bangsa-bangsa lain, di antaranya meliputi negara maju yang mengedepankan proses perkembangan demokrasi.
Lebih dari itu, keberadaan elemen muda potensial akan menjadi terbenam dalam kurun sejarah perjalanan bangsa ke depan, bila tak didorong untuk menjadi pemimpin, urainya.
Menurutnya, dengan berkiblat pada pengagendaan orang muda, kemajuan bangsa berikut langkah menumbuhkan kesejahteraan rakyat dapat dilakukan lebih sempurna sekaligus terakselerasi dalam kesatupaduan yang utuh.
Karena itu, upaya memuluskan alih generasi harus segera dimulai tanggungjawab elit parpol dan unsur kepemimpinan lain di Indonesia, dengan menghadirkan figur muda masuk sebagai pasangan capres yang akan berlaga di ajang Pilpres mendatang.
Ia juga menambahkan, penghadiran kaum muda dalam memperkuat aspek kepemimpinan bangsa, boleh jadi tidak harus terpaku berdasarkan jumlah yang telah disebutkan, mengingat lapisan muda cukup tersebar di basis kebangsaan lainnya.(AIS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan beri komentar yang membangun sopan dan baik, serta perhatikan Etika Berkunjung Disini terimakasih :)