Senin, 24 September 2012

Solo Masih Butuh Jokowi

TEMPO.CO,  Surakarta- Wali Kota Surakarta Joko Widodo sejak 2005 sudah memimpin Solo bersama wakilnya, Hadi Rudyatmo. Selama tujuh tahun, Joko merasa belum berhasil membawa perubahan di Solo.
"Saya tidak merasa berhasil menjadi Wali Kota Solo," katanya kepada wartawan, Senin, 24 September 2012.
Dia mengakui masih ada persoalan yang belum tuntas sampai sekarang. Misalnya penataan kota belum yang selesai, relokasi warga bantaran dan pedagang kaki lima belum tuntas, sampai masalah kemiskinan. Masalah tersebut akan menjadi beban dan tanggung jawab kepala daerah pengganti Jokowi, yang akan menempati jabatan baru sebagai Gubernur Jakarta.
Dia mengatakan sampai kapan pun, sebuah kota tetap punya masalah yang tidak ada habisnya. "Siapun Wali Kota nya, masalah tidak akan selesai," ujarnya.
Jokowi mengatakan sudah ada pondasi dan arahan yang jelas dalam menyelesaikan masalah. "Arahannya sudah ada. Nanti tinggal dijalankan dengan gaya kepemimpinan yang berbeda,"katanya.
Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Surakarta Umar Hasyim mengatakan Jokowi baru berhasil membangun Solo secara fisik. Dia mengakui sejak dipimpin Jokowi, pembangunan fisik di Solo maju pesat.
"Tapi yang masih kurang di pembangunan non fisik," tuturnya. Dia mencontohkan dari segi pendapatan per kapita, Solo masih jauh di bawah angka nasional. Jika pendapatan per kapita secara nasional di angka Rp 33 juta, di Solo hanya Rp 17 juta.
Kemudian tingkat kesenjangan sosial di Solo adalah yang tertinggi di Jawa Tengah. Belum lagi jika bicara masalah pengangguran. "Jadi meskipun kami tidak bisa menghalangi Jokowi (jadi Gubernur Jakarta), sebenarnya kami masih butuh Jokowi untuk menyelesaikannya," katanya.
Pengamat politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Didik Suharto menilai selama tujuh tahun memimpin Solo, banyak perbaikan yang dilakukan Jokowi. "Ada terobosan birokrasi," ujarnya. Sehingga tak heran Solo mendapat banyak penghargaan dari berbagai pihak.
Soal kekurangan, dia mengatakan yang tampak adalah pembangunan yang belum merata. Terutama di Solo bagian utara. "Tapi saya melihat bukan sebagai kegagalan. Hanya belum selesai," katanya. Kemudian untuk kemiskinan, dia berpendapat Jokowi sudah berupaya mengurangi kemiskinan dan pengangguran.
Misalnya dengan program berobat dan pendidikan gratis serta menarik investor. "Investasi yang masuk memberi kesempatan kerja bagi banyak orang. Sehingga pengangguran berkurang," katanya.
UKKY PRIMARTANTYO

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan beri komentar yang membangun sopan dan baik, serta perhatikan Etika Berkunjung Disini terimakasih :)