TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA--Gubernur DKI Jakarta, Fauzi
Bowo bersiap diri melepas jabatan pada 7 Oktober 2012 mendatang. Bahkan,
saat bersua jajaran Pemprov DKI, Foke mengucapkan salam perpisahan.
Ia mengakui, momen itu sangat menyedihkan karena akan mengakhiri jabatan. Ia pun berpesan kepada jajarannya untuk tidak kecewa, marah atau berburuk sangka.
"Saya minta Anda semua berikan yang terbaik. Sebagian dari kita mungkin ada yang sudah kenal 20 tahun, 25 tahun, 30 tahun. This is very sad moment. Kita harus berpisah, namun bukan perpisahan untuk selamanya," ujar Foke.
Foke pun bercerita di Jerman tempat ia mengambil gelar Doktor, tak ada istilah perpisahan.
"Kalau di kampung saya yang di sana (Jerman), itu tidak ada kata perpisahan. Perpisahan itu disampaikan dalam kata Auf Wiedersehen, sampai bertemu kembali. Karena itu kata yang tepat untuk saya sampaikan pada anda semua, selamat bertugas, Auf Wiedersehen," tuturnya.
Foke kemudian meminta pejabat Pemprov DKI untuk membuka pintu maaf lebar-lebar atas segala kesalahan, dan kekhilafan saat memimpin DKI Jakarta.
"Saya sekali lagi minta maaf atas kekurangan yang ada pada diri saya dalam membina diri Anda semua. Semoga Tuhan memberikan lindungan bagi kita semua. Selamat bertugas dan melanjutkan tugas yang mulia ini," imbuhnya.
Usai rapat pimpinan di Balaikota, Jakarta, Senin (24/9/2012), Foke enggan membeberkan ihwal persamuhan dengan Pemprov DKI lebih detail. Ia hanya mengaku, mempersiapkan tim transisi untuk jelang penyerahan jabatan.
"Hal-hal lain tadi dibahas mengenai tim transisi, skenario dipersiapkan untuk tanggal 7 Oktober," kata Foke.
Penetapan pasangan calon terpilih dilakukan paling lambat 6 Oktober. Sehari setelah itu, serah terima jabatan pun dilakoni.
Namun demikian, agenda tersebut bisa buyar bila hasil Pemilukada DKI digugat ke Mahkamah Konstitusi. Penyelesaian perselisihan hasil Pemilukada bakal berlangsung dua pekan.
"Yang pasti, kami bersiap-siap saja agar semuanya dapat berjalan lancar," tuturnya.
Anggota KPU DKI Jakarta, Jamaluddin F Hasyim menyebut, rapat pleno untuk penetapan pasangan calon terpilih dimajukan menjadi 29-30 September 2012. "Hari ini baru ditandatangani perubahannya. Jadi, tanggal 29-30 penetapannya," kata Jamaluddin.
Ia mengemukakan, perubahan jadwal terjadi karena pihaknya kurang teliti saat menyusun jadwal dan estimasi waktu rekapitulasi hasil penghitungan suara dari tingkat kelurahan hingga tingkat provinsi.
"Kemarin ada semacam kurang teliti dalam menyusun jadwal jatuhnya rekapitulasi. Seolah-olah dilakukan selama enam hari, padahal seharusnya hanya dua hari saja," paparnya seraya mengatakan, perubahan jadwal tidak akan mengganggu proses penghitungan suara pemilihan gubernur tahap dua.
Hasil hitung cepat Litbang Kompas menunjukkan pasangan Jokowi-Basuki unggul dengan total suara 52,97 persen dan pasangan Foke-Nara sebesar 47,03 persen suara. Hitung cepat Indo Barometer, Jokowi-Basuki mendapat 54,11 persen suara dan Foke-Nara mendapat 45,89 persen suara.
Selain itu, hasil hitung cepat Lingkaran Survei Indonesia, Jokowi-Basuki mendapat suara 53,68 persen dan Foke-Nara sebanyak 46,32 persen. Adapun hasil hitung cepat Lembaga Survei Indonesia, pasangan Jokowi-Basuki mendapatkan suara 53,81 persen dan Foke-Nara sebesar 46,19 persen suara.
Ia mengakui, momen itu sangat menyedihkan karena akan mengakhiri jabatan. Ia pun berpesan kepada jajarannya untuk tidak kecewa, marah atau berburuk sangka.
"Saya minta Anda semua berikan yang terbaik. Sebagian dari kita mungkin ada yang sudah kenal 20 tahun, 25 tahun, 30 tahun. This is very sad moment. Kita harus berpisah, namun bukan perpisahan untuk selamanya," ujar Foke.
Foke pun bercerita di Jerman tempat ia mengambil gelar Doktor, tak ada istilah perpisahan.
"Kalau di kampung saya yang di sana (Jerman), itu tidak ada kata perpisahan. Perpisahan itu disampaikan dalam kata Auf Wiedersehen, sampai bertemu kembali. Karena itu kata yang tepat untuk saya sampaikan pada anda semua, selamat bertugas, Auf Wiedersehen," tuturnya.
Foke kemudian meminta pejabat Pemprov DKI untuk membuka pintu maaf lebar-lebar atas segala kesalahan, dan kekhilafan saat memimpin DKI Jakarta.
"Saya sekali lagi minta maaf atas kekurangan yang ada pada diri saya dalam membina diri Anda semua. Semoga Tuhan memberikan lindungan bagi kita semua. Selamat bertugas dan melanjutkan tugas yang mulia ini," imbuhnya.
Usai rapat pimpinan di Balaikota, Jakarta, Senin (24/9/2012), Foke enggan membeberkan ihwal persamuhan dengan Pemprov DKI lebih detail. Ia hanya mengaku, mempersiapkan tim transisi untuk jelang penyerahan jabatan.
"Hal-hal lain tadi dibahas mengenai tim transisi, skenario dipersiapkan untuk tanggal 7 Oktober," kata Foke.
Penetapan pasangan calon terpilih dilakukan paling lambat 6 Oktober. Sehari setelah itu, serah terima jabatan pun dilakoni.
Namun demikian, agenda tersebut bisa buyar bila hasil Pemilukada DKI digugat ke Mahkamah Konstitusi. Penyelesaian perselisihan hasil Pemilukada bakal berlangsung dua pekan.
"Yang pasti, kami bersiap-siap saja agar semuanya dapat berjalan lancar," tuturnya.
Anggota KPU DKI Jakarta, Jamaluddin F Hasyim menyebut, rapat pleno untuk penetapan pasangan calon terpilih dimajukan menjadi 29-30 September 2012. "Hari ini baru ditandatangani perubahannya. Jadi, tanggal 29-30 penetapannya," kata Jamaluddin.
Ia mengemukakan, perubahan jadwal terjadi karena pihaknya kurang teliti saat menyusun jadwal dan estimasi waktu rekapitulasi hasil penghitungan suara dari tingkat kelurahan hingga tingkat provinsi.
"Kemarin ada semacam kurang teliti dalam menyusun jadwal jatuhnya rekapitulasi. Seolah-olah dilakukan selama enam hari, padahal seharusnya hanya dua hari saja," paparnya seraya mengatakan, perubahan jadwal tidak akan mengganggu proses penghitungan suara pemilihan gubernur tahap dua.
Hasil hitung cepat Litbang Kompas menunjukkan pasangan Jokowi-Basuki unggul dengan total suara 52,97 persen dan pasangan Foke-Nara sebesar 47,03 persen suara. Hitung cepat Indo Barometer, Jokowi-Basuki mendapat 54,11 persen suara dan Foke-Nara mendapat 45,89 persen suara.
Selain itu, hasil hitung cepat Lingkaran Survei Indonesia, Jokowi-Basuki mendapat suara 53,68 persen dan Foke-Nara sebanyak 46,32 persen. Adapun hasil hitung cepat Lembaga Survei Indonesia, pasangan Jokowi-Basuki mendapatkan suara 53,81 persen dan Foke-Nara sebesar 46,19 persen suara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan beri komentar yang membangun sopan dan baik, serta perhatikan Etika Berkunjung Disini terimakasih :)