TEMPO.CO, Jakarta
- Akhir Agustus lalu, Polda Jawa Timur berhasil membongkar jaringan
pekerja seks komersial kelas tinggi. Kisah penyidikannya dimuat di
majalah Tempo edisi pekan ini, 24 September 2012. Selengkapnya bisa
dibaca di sini.
Sebelum
ditangkap polisi, Keyko hidup mewah dari penghasilannya sebagai germo
papan atas. Penghasilan Keyko sendiri murni berasal dari kutipan jasa
anak buahnya. Dia memang mengendalikan semua transaksi sebelum membagi
honor untuk perempuan yang bekerja pada jaringannya.Ketika seorang pelanggan menghubungi Keyko lewat BlackBerry, biasanya si klien sudah memesan siapa perempuan yang dia inginkan. Keyko lantas mengontak germonya sesuai dengan kota tempat pemesan berada. Setelah dipastikan pelacur yang dipesan tersedia, klien diminta mentransfer sejumlah uang ke rekening Bank Central Asia milik Keyko.
Meski berperan sebagai bos, Keyko ternyata hanya mengambil Rp 500 ribu dari setiap transaksi. Sisanya, dia kirim langsung pada pelacur dan germo yang mengatur jaringannya di kota itu. »Setelah ada uang, baru pelacur itu melayani pelanggan,” kata sumber Tempo. Polisi memperkirakan pendapatan Keyko dari ”bisnis” ini per hari tak kurang dari Rp 25 juta.
MUSTAFA SILALAHI | AGUS SUP | KUKUH SW
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan beri komentar yang membangun sopan dan baik, serta perhatikan Etika Berkunjung Disini terimakasih :)