Posted: 14/09/2012 22:22

Menurut sebuah hasil penelitian, orang yang ragu-ragu sebelum pernikahannya cenderung memilih bercerai. Penelitian ini diterbitkan dalam Journal of Family Psychology seperti dikutip laman Dailymail, Jumat (14/9).
Penelitian ini merupakan yang pertama kalinya menguji apakah keraguan mengarah pada pernikahan yang bahagia dan perceraian. Dan psikolog melaporkan bahwa keraguan sering menjadi tanda peringatan akan terjadi sebuah masalah jika tetap memilih pernikahan.
Penelitian yang dilakukan University of California, Los Angeles, menunjukkan bahwa ragu-ragu sebelum menikah, khususnya bagi kaum wanita, bisa memprediksikan tingginya tingkat perceraian dan mengurangi kepuasan dalam pernikahan pada tahun selanjutnya.
Justin Lavner, seorang kandidat doktor dalam psikologi UCLA dan penulis utama studi tersebut, mengatakan: "Orang-orang berpikir semua orang memiliki keraguan pranikah dan Anda tidak perlu khawatir tentang mereka".
"Kami menemukan memang ragu-ragu umum terjadi tetapi tidak berbahaya. Pengantin wanita yang ragu-ragu sebelum pernikahan mereka dua setangah kali lebih mungkin untuk bercerai pada empat tahun kemudian tanpa keraguan," katanya.
Menurutnya, beberapa pasangan suami istri yang awalnya ragu-ragu, setelah menikah empat tahun kurang puas dengan pernikahan mereka dibandingkan pasangan yang tidak ragu-ragu. "Anda tahu sendiri, pasangan Anda dan hubungan Anda dibandingkan orang lain. Jika Anda merasa gugup tentang itu, perhatikanlah," ungkapnya.
Pada penelitian itu, para psikolog mempelajari 464 pasangan pengantin baru, 232 pasangan di Los Angeles baru menjalani pernikahan beberapa bulan pertama. Kemudian mereka menindaklanjutinya dengan menyurvei pasangan itu setiap enam bulan selama empat tahun.
Pada saat pernikahan, usia rata-rata para suami adalah 27 tahun dan usia rata-rata istri adalah 25 tahun.
Para pasangan itu ditanyakan "Apakah Anda yakin atau ragu-ragu untuk menikah?". Pada wawancara awal mereka, 47 persen dari suami dan 38 persen istri berkata ya.
Beberapa wanita, 19 persen dari mereka yang melaporkan ragu-ragu sebelum menikah memilih bercerai empat tahun kemudian, dibandingkan 8 persen dari mereka yang tidak ragu-ragu.
Untuk suami, 14 persen yang merasa ragu-ragu sebelum menikah juga bercerai empat tahun kemudian, dibandingkan dengan 9 persen yang tidak merasa ragu-ragu.
Keraguan terbukti menjadi faktor penentu, terlepas dari bagaimana dengan kepuasan mereka dalam berhubungan saat diwawancarai, apakah orang tua mereka bercerai, apakah pasangan itu hidup bersama sebelum menikah.
Dalam 36 persen dari pasangan, suami dan istri tidak memiliki keraguan tentang menikah. Pada pasangan itu, enam persen bercerai dalam waktu empat tahun. Ketika suami mereka ragu-ragu, 10 persen mengalami perceraian.
Ketika hanya istri yang ragu-ragu, 18 persen pasangan bercerai. Ketika kedua pasangan memiliki keraguan, 20 persen dari pasangan bercerai.
Menurut Lavner, temuan ini memberitahukan ketika wanita ragu-ragu sebelum pernikahan mereka, ini tidak boleh dibiarkan begitu saja."Jangan berasumsi keraguan Anda akan hilang atau cinta bisa mengalahkan kekhawatiran Anda. Tidak ada bukti bahwa masalah dalam pernikahan segera pergi dan dapat berjalan lebih baik. Jika ada, masalah cenderung lebih berkembang," jelasnya.(MEL)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan beri komentar yang membangun sopan dan baik, serta perhatikan Etika Berkunjung Disini terimakasih :)