Jumat, 21 September 2012

Ilmu dan Belajar


Kaligrafi Arab Lafadz AllahBanyak sekali dalil atas ilmu yang terdapat di dalam Al-Qur’an diantaranya Allah telah berfirman, “ Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat “ . ( QS. Al Mujadilah ayat 11 ). Sebagaimana Ibnu Abbas pernah mengatakan bahwa sesungguhnya para ulama’ mempunyai derajat-derajat di atas orang-orang mukmin sebanyak 700 derajat yang jarak antara dua derajatnya adalah perjalanan 500 tahun. Allah SWT berfirman : ‘’ Katakanlah ! adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui  ‘’ ( QS. Az-Zummar ayat 9 )
                Allah SWT juga berfirman : “ Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba-hambaNya hanyalah ulama ” . ( QS. Fathirayat ayat 28 )
                Allah SWT juga berfirman : “ Dan perempuan-perempuan ini Kami buat untuk manusia dan tiada yang memahaminya, kecuali orang-orang yang berilmu ” . ( QS. Al Ankabut ayat 43 )
                Bersabda Rasulullah Saw : “ Para ulama adalah pewaris para Nabi “ Rasulullah Saw juga pernah bersabda : “ Manusia yang paling utama adalah orang mukmin yang alim serta bermanfaat jika dibutuhkan, Jika ia tidak dibutuhkan, maka ia pun mencukupi dirinya “ . Rasulullah Saw bersabda pula : “ Imam itu telanjang serta pakaiannya adalah Taqwa, perhiasannya ialah rasa malu, serta buahnya adalah ilmu “.  Rasulullah Saw telah bersabda : “ Manusia yang terdekat dari derajat kenabian adalah ahli ilmu serta ahli jihad. Adapun ahli ilmu maka disebabkan ia telah menunjukan kepada orang-orang tentang agama yang dibawa oleh para Rasul. Adapun ahli jihad, maka mereka berjihad dengan pedang-pedang mereka untuk membela agama-agama yang telah dibawa oleh para Rasul “ .
                Rasulullah Saw telah bersabda : “Orang alim itu ialah orang kepercayaan Allah dibumi-Nya“.
                Bersabda Rasulullah Saw : “ Pada hari kiamat nanti yang akan memberi Syafa’at adalah Nabi-nabi, kemudian para ulama, lalu para syuhada “.
                Berkata Fath Mushili, “ Bukankah orang sakit itu bila dilarang makan dan minum serta berobat akan mati? “. Orang-orang berkata “Ya”. Kemudian Fath Mushili berkata, “ Begitu pula hati. Apabila ia tidak diberi hikmah atau ilmu selama tiga hari, maka ia pun telah berkata benar, sebab hidangan hati ialah ilmu serta hikmah, serta dengan demikian ia hidup sebagaiman hidangan tubuh ialah makanan serta minuman”.
                Barang siapa yang hatinya sakit atau mati sesungguhnya ia telah kehilangan ilmu, ia tidak menyadarinya, sebab kesibukan dunia telah melumpuhkan perasaannya. Jika mengungkapkan kesibukan-kesibukan itu darinya, maka ia pun telah merasakan kepedihan yang sangat serta mengalami penyeselan yang tiada akhir. Itulah makna diantara sabda Rasulullah Saw. “ Manusia itu tidur (lalai), maka kalau ia mati barulah ia bangun (sadar) “.
                Adapun yang dimaksud dengan keutamaan ilmu seperti yang ditunjukan oleh sabda Rasulullah Saw : “ Sesungguhnya para malaikat telah merendahkan sayap-sayapnya bagi penuntut ilmu, sebab ridla dengan apa yang dilakukannya “. Rasulullah Saw juga besabda : “ Kepergianmu untuk belajar satu bab ilmu lebih baik daripada shalatmu 100 rakaat “.
                Berkata Abu Darda’ , “ Barangsiapa berpendapat bahwa berpergian belajar ilmu bukan merupakan jihad, maka ia pun telah mengalami kekurangan dalam pendapat serta akalnya”. Adapun keutamaan pengajaran, maka hal tersebut ditunjukan oleh firman Allah SWT. Yang artinya : “ Dan ( ingatlah ) ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi kitab (yaitu), hendaklah kamu menerangkan tentang isi kitab kepada manusia, serta jangan kamu menyembunyikannya “. ( QS. Ali Imran ayat 187 ). Rasulullah Saw ketika membaca ayat ini juga bersabda : “ Tidaklah Allah membenci ilmu kepada orang alim, melainkan Dia mengambil janji darinya sebagaiman Dia mengambil janji dari Nabi-Nabi supaya kamu menerangkannya serta tidaklah menyembunyikannya “.
                Rasulullah Saw ketika mengutus Mu’ads juga bersabda : “ Petunjuk yang diberikan Allah kepada seseorang dengan perantaraanmu lebih baik bagimu daripada dunia dan serta segala isinya “.  Umar ra berkata “ Barangsiapa yang menceritakan sebuah hadist, kemudian diamalkannya, sesungguhnya ia telah mendapat pahala seperti pahala amal tersebut “. Mengenai pengajaran serta belajar ilmu dan meriwayatkannya secara Marfuk Mu’ads bin jabal berkata : “ Belajarlah ilmu, sebab mempelajari ilmu karena Allah adalah kebaikan serta menuntut ilmu adalah ibadah, pengkajiannya ialah seperti tasbih, penyelidikannya seperti jihad, pengajarannya adalah sedekah disertai pemberiannya kepada ahlinya ialah pendekatan diri kepada Allah. Ilmu adalah penghibur dikala kesepian, menjadi kawan dikala menyendiri serta menjadi petunjuk dikala senang dan susah, ia adalah pembantu serta teman yang baik dan penerang jalan ke surga “.
                Allah akan mengangkat derajat orang-orang dengan ilmu, kemudian menjadikan mereka dalam kebaikan seperti pemimpin dan pemberi petunjuk yang diikuti, petunjuk didalam kebaikan, jejak mereka diikuti serta perbuatan-perbuatan mereka diamalkan.
                Para malaikat ingin menghiasi mereka serta mengusap mereka dengan sayap-sayapnya. Setiap benda yang basah dan yang kering bertasbih bagi mereka serta memohon ampun bagi mereka, bahkan ikan-ikan dilautan serta binatang-binatangnya, hewa-hewan buas serta ternak didarat dan bintang dilangit. Karena ilmu menghidupkan hati serta menerangi pandangan yang gelap dan menguatkan badan yang lemah. Dengan ilmu hamba mencapai kedudukan orang-orang yang shaleh serta derajat yang tinggi. Memikirkan ilmu sama halnya puasa serta mengkaji ilmu sama dengan shalat malam. Dengan Ilmu Allah ditaati serta disembah dan diEsakan. Dengan ilmu manusia berhati-hati dalam mengamalkan agama serta memelihara hubungan, kekeluargaan. Ilmu ialah pemimpin serta amal adalah pengikutnya. Orang yang mendapat ilmu adalah orang yang bahagia, sedangkan orang yang tidak mendapatkannya adalah orang yang sengsara.
                Dari segi rasio, sudah jelas bahwa ilmu tersebut sesuatu yang utama, sebab dengan ilmu manusia sampai kepada Allah SWT, serta menjadikan dekat dengan-Nya, ia pun mendapatkan kebahagian yang abadi serta kenikmatan yang kekal. Ilmu menyebabkan kemuliaan di dunia dan akhirat, dunia adalah tanaman akhirat, maka orang alim dengan ilmunya menanam bagi dirinya kebahagiaan abadi dengan mendidik akhlaqnya sesuai dengan tuntutan ilmu. Barangkali pula dengan pengajaran ia telah menanamkan kebahagiaan yang abadi sebab ia telah mendidik akhlaq orang-orang lain serta menyuruh kepada mereka perbuatan yang mendekatkan mereka kepada Allah SWT. “ Serulah ( manusia ) kepada Tuhanmu dengan hikmah serta dengan pelajaran yang baik, serta bantahlah mereka dengan jalan yang baik “. ( QS. An Nahl ayat 125 ).
                Ia menyeru orang-orang khawas dengan hikmah serta menyeru orang-orang awam dengan nasehat-nasehat dan para pembangkang dengan bantahan. Maka menyelamatkan dirinya dan orang lain, serta inilah kesempurnaan manusia.  

 “ Ihya’ Ulumuddin”